Total Tayangan Halaman

Selasa, 21 Januari 2014

Pantai Plengkung (G-Land) di Taman Nasional Alas Purwo


Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi memiliki pantai cantik yang bernama Pantai Plengkung. Dalam perjalanan menuju pantai, agan akan disuguhkan oleh aneka satwa di Taman Nasional Alas Purwo. Pantainya pun sempurna! Pantai Plengkung merupakan sebuah pantai indah yang terkenal dikalangan surfer dunia sebagai G-Land.

Jika ingin memasuki Taman Nasional Alas Purwo, agan harus mendaftar terlebih dahulu ke kantor Resort Rawabendo dan langsung menuju ke Pancur. Selama perjalanan memasuki Taman Nasional Alas Purwo, agan akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah.

gerbang TNAP
Gerbang TNAP

Selam perjalanan ini, agan dapat melewati Pura Salaka dan Pantai Triangulasi. Sesampainya di Pancur, agan harus melapor lagi dan ijin untuk memasuki Pantai Plengkung. Pengunjung yang akan memasuki Pantai Plengkung harus berganti kendaraan dengan kendaraan Taman Nasional Alas Purwo.

pantai Triangulasi
Pantai Triangulasi

Selama berada di areal Taman Nasional Alas Purwo, jalan yang dilewati benar-benar sepi dan agak berkelok. Sesekali ada rusa atau babi hutan terlihat, agak menegangkan sekaligus menyenangkan. Sebelum sampai di Pantai Plengkung, ada satu pantai lagi yang harus dilewati, yaitu Pantai Ireng. Pasir di Pantai Ireng berbentuk butiran, membuat kaki terbenam hingga betis dan sulit melangkah.

Pantai Parang Ireng
Pantai Parang Ireng

Perjalanan panjang menuju Pantai Plengkung akan terbayar begitu tiba disana. Alamnya yang indah, pasirnya yang putih, dan biru air laut membuat siapa saja terpesona. Semoga keindahan ini akan terus terjaga samapai kapanpun.

Pantai Plengkung
Pantai Plengkung

Source : travel.detik.com

Jumat, 17 Januari 2014

Pariwisata Ijen Akan Dikembangkan dengan Rain Forest Standar


 Pariwisata Ijen akan Dikembangkan dengan Rainforest Standard

Buleleng – CEO Sustainable Management Group (SMG) David Makes akan mengembangkan pariwisata di Kawasan Ijen dengan membangun resort yang menerapkan standard pelestarian,  Rainforest Standard (RFS). Dengan standard hutan hujan yang baru itu, pengembangan pariwisata di Ijen tidak akan sama dengan pengembangan pariwisata pada umumnya.
Dikatakan David, pembangunan resort di Kawasan Ijen nantinya akan memperhatikan Ijen sebagai kawasan konservasi.  Pengembangannya akan memperhatikan keseimbangan ekologi, biodiversity sekaligus menguntungkan secara ekonomi dan sosial yang akan menjadi jiwa dalam pengembangan wisata di Ijen. “Ijen akan dibangun secara berkelanjutan, tidak sekedar dibangun untuk periwisata yang akan diminati hanya 5 sampai 10 tahun saja, tapi selamanya. Paling penting adalah pariwisata berjalan namun keseimbangan alam, keragaman hayati dan sosial ekonomi masyarakat sekitar terus terjaga,” ujar David usai meresmikan program RFS, di Menjangan Jungle and Resort miliknya yang terletak di Taman Nasional Bali Barat, Kamis, (17/01).
Program Rainforest Standard (RFS) yang digagas bersama bersama Columbia University dan Universitas Indonesia merupakan standard kredit karbon pertama di dunia yang mengintegrasikan secara penuh persyaratan penghitungan karbon, dampak sosial budaya ekonomi, dan keanekaragaman hayati.
Dicontohkan David konsep pengembangan Ijen yang mengedepankan upaya pelestarian adalah dengan "menjaga lalu lintas" akses ke Ijen agar ke depannya tidak menjadi jalur lintasan umum Bondowoso-Banyuwangi. "Kami ingin agar infrastruktur jalan yang telah dibangun tetap terpelihara. Salah satunya dengan memperuntukkan jalan ke Ijen bagi mereka yang memang mau menikmati wisata Kawasan Ijen," papar David yang juga owner dari Menjangan Resort Pejarakan Buleleng,.
Pengembangan lainnya adalah dengan melibatkan para penambang belerang. Para penambang belerang yang mencari nafkah dari Gunung Ijen juga merupakan salah satu potensi bagi pengembangan pariwisata di lokasi tersebut. “Penambang Ijen akan menjadi salah satu atraksi yang menarik bagi wistawan. Untuk itu mereka bisa ditata dan dilatih sehingga mendapatkan penghasilan tambahan dari pariwisata selain dari hasilnya menambang belerang. Ini adalah salah satu misi kami mengembangkan pariwisata,” urai David.
Selain itu, David menuturkan bahwa pembangunan resort dan pariwisata di Ijen akan dimulai pada bulan Februari mendatang. “Awal Februari kami akan mulai melakukan eksplorasi, seperti penandaan batu, penyusunan UKL dan UPL. Mudah-mudahan akhir Februari atau awal Maret pembangunan resort di Ijen akan diresmikan,” ungkap David. David juga menegaskan bahwa apa yang akan ia bangun di Ijen akan jauh lebih baik dari Menjangan Jungle and Resort yang telah dideklarasikan sebagai model penerapan RFS.

Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik pengembangan pariwisata di Kawasan Ijen oleh David makes. Sebab David telah terbukti mampu mengembangkan wisata yang sustainable dan selaras dengan alam hingga dipercaya sebagai model penerapan Rain Forest Standard  pertama di Asia. (Humas Protokol)

Source : www.banyuwangikab.go.id

Pancur, Satu Lagi Pantai Cantik di Banyuwangi


Pantai Pancur berada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya berada di dekat Resor Pancur atau sekitar 5 km dari Pos Rawabendo, pinu masuk Taman Nasional Alas Purwo.


Untuk tiba di Pantai Pancur, bisa memarkirkan kendaraan di sekitar Resor Pancur. Setelah itu tinggal berjalan kaki menuruni tangga untuk tiba di pantainya.


Setibanya di Pantai Pancur, ada pemandangan cantik di depan mata. Hamparan pasir putih terbentang luas dan lumut2 hijau tumbuh di bebatuan yang ada di bibir pantainya. Pemandangan yang putih dan hijau di pantainya cantik sekali.


Source : Afif/detktravel.com

Kamis, 16 Januari 2014

Pantai Ngagelan, Tempatnya Bayi Penyu Lucu di Banyuwangi

Yang suka melihat tukik atau bayi penyu, datanglah ke penangkaran penyu di Pantai Ngagelan, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Ada banyak bayi penyu disana yang terlihat menggemaskan.. :*



Pantai Ngagelan berada di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Lokasinya tak jauh dari kawasan hutan mangrove Bedul dan bisa dicapai dengan sepeda motor atau mobil (kalau jalan jelas capeknya gan.. :p ). Penangkaran penyunya berada persis dipinggir pantai.



Pengkaran penyu di Pantai Ngagelan terawat dengan baik oleh 6 petugas yang berjaga secara bergantian. Ada penyu sisik, penyu abu-abu, penyu hijau dan penyu belimbing (ingat, bukan buah lo gan..) di penangkaran ini.


Penyu-penyu biasanya bertelur di Pantai Ngagelan pada bulan Juni-Agustus. Lalu, petugas Pos Ngagelan bakal memindahkan beberapa telur penyunya ke dalam penangkaran yang juga masih ada di wilayah pantai.


Ada dua bagian di penangkaran penyu Pos Ngagelan ini, yaitu tempat telur penyu dan tempat untuk tukik.


Kita juga berkesempatan memegang tukik (asal jangan dikantongin). Saat menetas, tukik-tukik disini langsung diataruh di dalam kolam. Setelah 3 bulan, mereka pun bakal dilepas ke lautan.


Makanan tukik adalah daging ikan yang dipotong kecil-kecil (jangan dikasih sarden gan). Kalau ini tukik penyu abu-abu.


Para petugas Pos Ngagelan akan memberikan informasi tentang kehidupan penyu secara lengkap untuk wisatawan.


Kita juga bisa melihat-lihat foto-foto penyu di papan informasi.


Pos Ngagelan bertujuan untuk melestarikan keberlangsungan hidup penyu.

Source : Afif/detiktravel

Gua Istana Banyuwangi, Konon Didatangi Soekarno

Gua Istanaberada di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jatim. Gua ini gelap, punya banyak kelelawar, dan stalaktit yang cantik. Dibalik itu, Gua Istana sering didatangi pertapa dan konon pernah dikunjungi Presiden Soekarno.



Gua Istana letaknya sekitar 2 kilometer dari Pos Resor Pancur, salah satu pos di Taman nasional Alas Purwo yang dekat dengan pantai G-Land. Perjalanan ke Gua Istana hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.



Perjalanan ke Gua Istana bisa menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Bersiaplah melewati hutan bambu dan mendengar kicauan burung. Suasananya sungguh alami.



Belum selesai, perjalanan ke Gua Istana masih harus ditempuh dengan mendaki puluhan anak tangga. Dari sinilah sudah bisa mencium bau dupa yang biasa digunakan para pertapa.



Cahaya matahari masih bisa menerangi bagian bibir gua. Namun dibagian dalamnya, tidak akan bisa melihat apapun. Suasana di dalam gua sangat gelap gulita.



Meski gelap gulita, rupanya Gua Istana sering didatangi para pertapa apalagi saat Bulan Suro. Mereka bersemedi disana dengan beralaskan tikar.



Menurut cerita masyarakat setempat, nama istana diambil dari nama Istana Negara. Sebab, pada waktu dulu gua ini sering didatangi oleh orang-orang dari Istana Negara, termasuk Presiden Soekarno konon pernah datang ke gua ini juga.


Meski begitu, tak ada tanda-tanda bekas peninggalan Presiden Soekarno di dalam Gua Istana. Hanya ada satu bangku di dalam gua yang menjadi altar bagi para umat Hindu Bali dan sudah ada sejak tahun 1990-an.


Di dalam Gua Istana ada stalaktit cantik yang menggantung dari langit-langit gua. Kalau masuk ke dalam guanya,  siapkan senter atau pencahayaan lainnya untuk penerangan.


Ada banyak kelelawar yang menggantung dilangit-langit Gua Istana. Udara gua pun terasa makin lembab jika semakin beranjak ke dalamnya.


Di ujung gua, ada mata air yang berada dalam suatu lubang kecil. Cukup sulit untuk menelusuri aliran mata air tersebut. Gua Istana rasanya wajib jadi daftar obyek wisata yang harus dikunjungi di Banyuwangi.

Source : Afif/detiktravel

Rabu, 15 Januari 2014

Promo Wisata, Pemkab Banyuwangi Kumpulkan Travel Agent Bali

Denpasar - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, tancap gas untuk menggenjot sektor wisata. Kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" tersebut mengumpulkan 118 biro perjalanan wisata alias travel agent di Bali.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, karakteristik utama konsumen jasa pariwisata adalah 'high involvement', konsumen benar-benar akan mencari referensi secara mendalam tentang daerah tujuan wisata yang akan dituju. Hal ini tentu saja berkaitan dengan wisata sebagai jenis kebutuhan yang masuk kategori tersier dengan harga yang relatif mahal.

Anas mencontohkan, perbaikan infrastruktur jalan disampaikan ke para travel agent. Banyuwangi tiap tahun membangun 250 kilometer jalan, dan tahun 2013 ditingkatkan menjadi 300 kilometer. Akses jalan ke tempat wisata seperti Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah diperbaiki. Sarana sanitasi juga diperbaiki, sehingga wisatawan bisa nyaman di tempat wisata.


Bupati Anas dan puluhan kepala desa Banyuwangi di Desa Penglipuran 

Bagi Banyuwangi, Bali menjadi salah satu kunci bagi promosi wisata Bumi Blambangan karena faktor kedekatan secara geografis. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali hingga kuartal III/2013 (Januari-September 2013) mencapai 2,4 juta orang.

Jika 2% saja bisa ditarik ke Banyuwangi, maka ada 48.000 wisatawan asing ke Banyuwangi via Bali. Jika 3% maka ada 72.000 turis asing masuk Banyuwangi via Bali. Jika 10% maka ada 240.000 turis asing berhasil digaet Banyuwangi melalui Bali.

Sources detiktravel

Senin, 13 Januari 2014

Kawah Ijen Milik Kabupaten Banyuwangi "Sunrise of Java"


Salah satu Keindahan Alam Banyuwangi yaitu "Kawah Ijen", Kawah yang terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Licin ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dengan Bondowoso. Tapi pada tahun 2013 dinyatakan bahwa Kawah Ijen masuk dalam kawasan administrasi kabupaten Banyuwangi. Hal ini didasarkan atas data perbatasan yang ada sejak jaman Belanda:
- Besoeki Afdeling 1895
- Idjen Hooglan 1920
- Java Madura 1942
- Java Resn Besoeki 1924
- Java Resn Besoeki 1924 Blad XCIII C, dan
- Java Resn Besoeki 1925.
Klaim Kawah Ijen oleh Bondowoso berdasarkan Permendagri nomor 1 tahun 2006. Data ini ternyata mengacu pada citra satelit google Maps pada waktu itu. Dimana google Maps memiliki kelemahan pada hal penarikan garis perbatasan. Sehingga sangat tidak logis untuk menentukan batas wilayah.
Banyuwangi pun saat itu sudah memperbaiki akses menuju Kawah Ijen, melengkapi sarana dan prasarana, serta membuat akses air bersih ke daerah pos Paltuding. Ditambah lagi dengan adanya [Tour de Ijen] yang semakin menguatkan posisi Kawah Ijen sebagai aset Kabupaten Banyuwangi.

Source : Ach. Haris/Pariwisata Kabupaten Banyuwangi "Sunrise of Java"